
Batang – Ratusan warga Desa Kambangan, Kecamatan Blado, Kabupaten Batang, memadati halaman Balai Desa, Senin (21/10), untuk menyuarakan kekecewaan terhadap kepala desa mereka yang diduga menjalin hubungan gelap dengan istri salah satu warganya. Aksi yang berlangsung sejak pagi itu berlangsung memanas, namun berhasil diredam secara profesional oleh jajaran Kepolisian Resor Batang di bawah pimpinan AKBP Edi Rahmat Mulyana, S.I.K., M.H.
Dugaan skandal perselingkuhan tersebut menyulut kemarahan masyarakat, yang merasa bahwa moralitas kepala desa tidak pantas untuk dijadikan panutan. Warga yang hadir menuntut kejelasan dan mendesak sang kepala desa untuk mengundurkan diri dari jabatannya.
“Dia itu pemimpin, seharusnya menjaga kehormatan jabatan. Tapi malah merusak rumah tangga warganya sendiri. Ini sangat tidak manusiawi,” tegas seorang warga yang ikut dalam aksi damai tersebut.
Situasi yang sempat memanas cepat dikendalikan oleh aparat kepolisian dari Polres Batang. Dengan pendekatan humanis dan dialog terbuka, anggota Polres Batang di bawah kepemimpinan AKBP Edi Rahmat Mulyana, S.I.K., M.H. melangsungkan proses pengamanan dan penanganan massa agar tetap tertib dan tidak anarkis.
“Kami hadir untuk menjaga situasi tetap kondusif. Aspirasi warga kami fasilitasi, dan kami imbau untuk tetap damai dan tidak terprovokasi,” ujar anggota Polres Batang di lokasi
Berbagai elemen masyarakat, termasuk tokoh agama dan tokoh adat, juga turut hadir dan membantu menenangkan warga agar tidak terprovokasi oleh emosi sesaat.
Dalam orasinya, warga tidak hanya mengecam dugaan tindakan amoral sang kepala desa, namun juga menyampaikan tuntutan agar yang bersangkutan segera mundur dari jabatannya. Mereka menilai, seorang pemimpin desa harus memiliki integritas dan akhlak yang baik karena menjadi panutan di tengah masyarakat.
“Kami tidak butuh pemimpin yang menghancurkan keharmonisan rumah tangga warganya. Ini bukan hanya pelanggaran moral, tapi pengkhianatan terhadap kepercayaan publik,” ujar salah satu tokoh masyarakat.
Hingga berita ini diturunkan, pihak kepala desa belum memberikan klarifikasi resmi. Sementara itu, masyarakat berharap ada langkah konkret dari Pemerintah Kabupaten Batang dan aparat penegak hukum untuk menindaklanjuti laporan warga, baik secara etik maupun hukum.
Aksi damai warga Kambangan menjadi simbol bahwa masyarakat kini semakin sadar akan pentingnya moralitas pemimpin. Di tengah gejolak, Polres Batang tampil profesional dan berwibawa, mampu mengawal aspirasi masyarakat tanpa kekerasan. Kini, publik menanti keadilan dan ketegasan dari para pemangku kebijakan.
Red – Bayu Anggara


