Batang –suaramasyarakat.com // Malam yang seharusnya tenang di Desa Kambangan, Kecamatan Blado, berubah menjadi ricuh pada Rabu, 15 Oktober 2025, ketika Kepala Desa berinisial S digerebek warga saat berada di dalam rumah seorang perempuan berinisial K pada pukul 22.45 WIB. Aksi yang dinilai tidak pantas itu memicu kemarahan warga dan dinilai sebagai bentuk pelanggaran etika berat oleh seorang pejabat publik.
Menurut kesaksian warga, pria yang diketahui sebagai Kades Kambangan itu terlihat masuk ke rumah Sdri. K di RT 04 RW 02 dengan cara mencurigakan. Lampu rumah sengaja dimatikan, dan saat warga mencoba mengetuk pintu, tidak segera dibukakan. Setelah hampir 20 menit, barulah Sdri. K keluar dan meminta salah satu warga masuk ke dalam. Dugaan warga terbukti—Sdr. S ditemukan berada di dalam rumah tanpa kejelasan tujuan.
Alih-alih memberikan penjelasan, S malah memilih bungkam dan tidak bisa menjawab alasan keberadaannya di rumah perempuan yang bukan istrinya, di malam hari, dalam situasi tertutup. Sikap tidak transparan itu justru memperkuat kecurigaan publik.
Situasi semakin panas saat warga yang marah mendatangi rumah Sdr. S untuk meminta klarifikasi, namun tidak digubris. Untuk mencegah amuk massa, keduanya akhirnya diamankan ke Polsek Blado guna menjalani pemeriksaan.
Pejabat Tak Bermoral, Warga Tuntut Copot Jabatan
Tindakan Kepala Desa S dinilai sangat tidak mencerminkan sikap seorang pemimpin. Alih-alih menjadi panutan, ia justru mempertontonkan perilaku yang mencoreng wibawa jabatannya sendiri. Warga dan tokoh masyarakat mengecam keras perbuatan tersebut dan menilai bahwa S tidak lagi layak memimpin desa.
“Kalau moralnya saja rusak, bagaimana dia bisa dipercaya memimpin? Ini bukan hanya soal pribadi, tapi soal integritas pejabat publik,” kata salah satu tokoh masyarakat.
Sebagian warga bahkan berencana mengajukan surat resmi kepada Bupati Batang untuk meminta pencopotan jabatan Kades Kambangan. Selain itu, desakan untuk menggelar pemeriksaan etik dari Inspektorat Daerah dan Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa juga
Tim aktivis SuaraMasyarakat, menyatakan bahwa peristiwa ini mencoreng citra pemerintahan desa di mata masyarakat luas.
“Kami minta Bupati Batang turun tangan. Ini bukan hanya soal etika, ini soal marwah pemerintahan. Jangan sampai kejadian seperti ini menjadi preseden buruk bagi desa-desa lain,” ujar salah satu perwakilannya.
Mereka juga menyerukan agar kasus ini ditindaklanjuti secara terbuka dan tidak ditutup-tutupi. “Jangan ada perlindungan bagi pejabat yang melanggar etika. Masyarakat berhak tahu dan menuntut keadilan,” tegasnya
Dengan mencuatnya kasus ini, kepercayaan warga terhadap S sebagai kepala desa dinilai telah runtuh. Banyak pihak menilai langkah yang paling tepat saat ini adalah pencopotan jabatan, agar roda pemerintahan desa dapat kembali berjalan dengan baik dan dihormati.
“Bagaimana kami mau percaya dengan pemimpin yang moralnya diragukan? Ini sudah melewati batas,” ujar warga yang ikut dalam penggerebekan malam itu.
Warga menegaskan akan terus mengawal kasus ini hingga ada sanksi nyata. “Kami sudah bosan dengan pemimpin yang hanya pintar bicara tapi tidak punya akhlak,” tutupnya
Malu-Maluin! Kepala Desa Kambangan Tengah Malam di Rumah Perempuan, Warga Desak Bupati Copot Jabatan”
Batang – Malam yang seharusnya tenang di Desa Kambangan, Kecamatan Blado, berubah menjadi ricuh pada Rabu, 15 Oktober 2025, ketika Kepala Desa berinisial S digerebek warga saat berada di dalam rumah seorang perempuan berinisial K pada pukul 22.45 WIB. Aksi yang dinilai tidak pantas itu memicu kemarahan warga dan dinilai sebagai bentuk pelanggaran etika berat oleh seorang pejabat publik.
Menurut kesaksian warga, pria yang diketahui sebagai Kades Kambangan itu terlihat masuk ke rumah Sdri. K di RT 04 RW 02 dengan cara mencurigakan. Lampu rumah sengaja dimatikan, dan saat warga mencoba mengetuk pintu, tidak segera dibukakan. Setelah hampir 20 menit, barulah Sdri. K keluar dan meminta salah satu warga masuk ke dalam. Dugaan warga terbukti—Sdr. S ditemukan berada di dalam rumah tanpa kejelasan tujuan.
Alih-alih memberikan penjelasan, S malah memilih bungkam dan tidak bisa menjawab alasan keberadaannya di rumah perempuan yang bukan istrinya, di malam hari, dalam situasi tertutup. Sikap tidak transparan itu justru memperkuat kecurigaan publik.
Situasi semakin panas saat warga yang marah mendatangi rumah Sdr. S untuk meminta klarifikasi, namun tidak digubris. Untuk mencegah amuk massa, keduanya akhirnya diamankan ke Polsek Blado guna menjalani pemeriksaan.
Pejabat Tak Bermoral, Warga Tuntut Copot Jabatan
Tindakan Kepala Desa S dinilai sangat tidak mencerminkan sikap seorang pemimpin. Alih-alih menjadi panutan, ia justru mempertontonkan perilaku yang mencoreng wibawa jabatannya sendiri. Warga dan tokoh masyarakat mengecam keras perbuatan tersebut dan menilai bahwa S tidak lagi layak memimpin desa.
“Kalau moralnya saja rusak, bagaimana dia bisa dipercaya memimpin? Ini bukan hanya soal pribadi, tapi soal integritas pejabat publik,” kata salah satu tokoh masyarakat.
Sebagian warga bahkan berencana mengajukan surat resmi kepada Bupati Batang untuk meminta pencopotan jabatan Kades Kambangan. Selain itu, desakan untuk menggelar pemeriksaan etik dari Inspektorat Daerah dan Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa juga
Tim aktivis SuaraMasyarakat, menyatakan bahwa peristiwa ini mencoreng citra pemerintahan desa di mata masyarakat luas.
“Kami minta Bupati Batang turun tangan. Ini bukan hanya soal etika, ini soal marwah pemerintahan. Jangan sampai kejadian seperti ini menjadi preseden buruk bagi desa-desa lain,” ujar salah satu perwakilannya.
Mereka juga menyerukan agar kasus ini ditindaklanjuti secara terbuka dan tidak ditutup-tutupi. “Jangan ada perlindungan bagi pejabat yang melanggar etika. Masyarakat berhak tahu dan menuntut keadilan,” tegasnya
Dengan mencuatnya kasus ini, kepercayaan warga terhadap S sebagai kepala desa dinilai telah runtuh. Banyak pihak menilai langkah yang paling tepat saat ini adalah pencopotan jabatan, agar roda pemerintahan desa dapat kembali berjalan dengan baik dan dihormati.
“Bagaimana kami mau percaya dengan pemimpin yang moralnya diragukan? Ini sudah melewati batas,” ujar warga yang ikut dalam penggerebekan malam itu.
Warga menegaskan akan terus mengawal kasus ini hingga ada sanksi nyata. “Kami sudah bosan dengan pemimpin yang hanya pintar bicara tapi tidak punya akhlak,” tutupnya
Red – Bayu anggara

