Batang –suaramasyarakat.com// Senin,20 Oktober 2025 – Kepala Desa Kambangan, Kecamatan Blado, Kabupaten Batang, berinisial S, semakin terpojok setelah aksi lanjutan unjuk rasa digelar warga. Skandal dugaan perselingkuhan yang menyeret namanya kini menjelma jadi krisis kepemimpinan di tingkat desa.
Ratusan warga kembali mendatangi Balai Desa dengan membawa spanduk dan poster yang penuh sindiran pedas. Beberapa tulisan yang terpampang mencerminkan kemarahan warga:
• “Kambangan Malu Punya Pemimpin Tak Tahu Malu!”
• “Malam-Malam Masuk Rumah Istri Orang, Pagi-Pagi Hilang Harga Diri!”
• “Kepala Desa Rasa Sinetron, Aktingnya Ketahuan!”
Massa menuntut Kades S mundur dari jabatannya, karena dinilai telah melanggar etika dan moral sebagai pemimpin desa.
“Kami tidak butuh pemimpin yang kerjanya sembunyi di rumah istri orang. Ini mencoreng nama baik desa kami,” ujar salah satu warga dalam orasi.
Terpergok Malam Hari, Bungkam Hingga Hari Ini
Aksi demo ini merupakan lanjutan dari insiden pada Rabu malam, 15 Oktober 2025, ketika warga memergoki S berada di rumah Sdri. K (istri dari seorang warga) sekitar pukul 22.45 WIB. Lampu rumah dimatikan, pintu terkunci rapat, dan warga harus menunggu 20 menit sebelum akhirnya dibukakan pintu.
Kades S ditemukan berada di dalam rumah, tanpa alasan jelas. Saat dimintai penjelasan, ia memilih diam. Tidak hanya saat itu, hingga kini, Kades S masih bungkam dan belum memberikan klarifikasi apa pun kepada masyarakat.
“Yang bersangkutan hanya diam, seolah tak bersalah. Tapi kami tidak diam! Kami tidak bisa dibungkam oleh jabatan,” ucap salah satu tokoh pemuda.
Desakan Makin Kuat, Warga Ancam Aksi Lebih Besar
Dalam orasi mereka, warga menyebut sikap S sudah tidak pantas dipertahankan. Bahkan beberapa menyatakan sudah kehilangan rasa hormat dan kepercayaan terhadap sang kades.
“Kalau tidak segera turun, kami akan gelar aksi yang lebih besar. Jangan salahkan masyarakat kalau sudah muak,” tegas salah satu orator aksi.
Pemerintah Daerah Diminta Turun Tangan
Tokoh masyarakat dan perwakilan pemuda meminta Bupati Batang dan Inspektorat Kabupaten segera mengambil tindakan tegas. Mereka berharap ada evaluasi menyeluruh terhadap jabatan S dan pemrosesan etik atas perilakunya.
“Kalau tidak segera ditindak, ini jadi preseden buruk. Jangan sampai semua kepala desa merasa bebas berbuat semaunya,” ujar salah satu tokoh masyarakat. Red Bayu Anggara
Batang – Senin,20 Oktober 2025 – Kepala Desa Kambangan, Kecamatan Blado, Kabupaten Batang, berinisial S, semakin terpojok setelah aksi lanjutan unjuk rasa digelar warga. Skandal dugaan perselingkuhan yang menyeret namanya kini menjelma jadi krisis kepemimpinan di tingkat desa.
Ratusan warga kembali mendatangi Balai Desa dengan membawa spanduk dan poster yang penuh sindiran pedas. Beberapa tulisan yang terpampang mencerminkan kemarahan warga:
• “Kambangan Malu Punya Pemimpin Tak Tahu Malu!”
• “Malam-Malam Masuk Rumah Istri Orang, Pagi-Pagi Hilang Harga Diri!”
• “Kepala Desa Rasa Sinetron, Aktingnya Ketahuan!”
Massa menuntut Kades S mundur dari jabatannya, karena dinilai telah melanggar etika dan moral sebagai pemimpin desa.
“Kami tidak butuh pemimpin yang kerjanya sembunyi di rumah istri orang. Ini mencoreng nama baik desa kami,” ujar salah satu warga dalam orasi.
Terpergok Malam Hari, Bungkam Hingga Hari Ini
Aksi demo ini merupakan lanjutan dari insiden pada Rabu malam, 15 Oktober 2025, ketika warga memergoki S berada di rumah Sdri. K (istri dari seorang warga) sekitar pukul 22.45 WIB. Lampu rumah dimatikan, pintu terkunci rapat, dan warga harus menunggu 20 menit sebelum akhirnya dibukakan pintu.
Kades S ditemukan berada di dalam rumah, tanpa alasan jelas. Saat dimintai penjelasan, ia memilih diam. Tidak hanya saat itu, hingga kini, Kades S masih bungkam dan belum memberikan klarifikasi apa pun kepada masyarakat.
“Yang bersangkutan hanya diam, seolah tak bersalah. Tapi kami tidak diam! Kami tidak bisa dibungkam oleh jabatan,” ucap salah satu tokoh pemuda.
Desakan Makin Kuat, Warga Ancam Aksi Lebih Besar
Dalam orasi mereka, warga menyebut sikap S sudah tidak pantas dipertahankan. Bahkan beberapa menyatakan sudah kehilangan rasa hormat dan kepercayaan terhadap sang kades.
“Kalau tidak segera turun, kami akan gelar aksi yang lebih besar. Jangan salahkan masyarakat kalau sudah muak,” tegas salah satu orator aksi.
Pemerintah Daerah Diminta Turun Tangan
Tokoh masyarakat dan perwakilan pemuda meminta Bupati Batang dan Inspektorat Kabupaten segera mengambil tindakan tegas. Mereka berharap ada evaluasi menyeluruh terhadap jabatan S dan pemrosesan etik atas perilakunya.
“Kalau tidak segera ditindak, ini jadi preseden buruk. Jangan sampai semua kepala desa merasa bebas berbuat semaunya,” ujar salah satu tokoh masyarakat.
Red Bayu Anggara


