Suaramasyarakat.com / PATI — Apa yang disangkakan oleh para mahasiswa dan juga Ormas Germap yang menyebut adanya dugaan kecurangan pada proses pengisian perangkat desa ternyata benar adanya. Fakta terbaru, pada pengisian Perades Tawangharjo, Kecamatan Wedarijaksa Pati, ratusan warga pada Rabu malam (6/11) menggeruduk rumah kepala desa karena diduga melakukan jual-beli jabatan.
Warga menuding kepala desa memberikan sejumlah uang kepada calon Perades terpilih jabatan Kepala Dukuh Tapen untuk mengundurkan diri dan digantikan dengan calon yang lain.
Wakhid selaku perwakilan warga mengungkapkan, jika Kadus (Kamituo) terpilih atas nama Slamet Riyadi sejatinya terpilih dengan nilai ujian 72,7. Hanya saja karena ada informasi pergantian Kadus terpilih, warga kemudian murka dan seketika mendatangi rumah kepala desa Sudarmono, untuk dimintai keterangan.
“Kita datang ke sini, karena tadi habis mendengar dan telepon semua warga Tapen, kalau Mas Selamet sudah jadi Kamituwo (Kadus). Sudah ada pengumuman resmi di balai desa, tapi kenapa kok mengembalikan diri. Apa alasannya? Apakah ada yang memaksa di belakang ini,” ungkapnya.
Terpisah, Slamet Riyadi selaku Kadus terpilih mengaku jika sebelumnya dirinya ditemui oleh tiga Kades, masing-masing Kades Tawangharjo, Kades Kepoh, dan Kades Jatimulyo di suatu tempat.
Dari pertemuan tersebut, Slamet mengaku ditawari uang sebesar Rp 200 juta untuk mengundurkan diri sebagai Kadus Tapen terpilih dan digantikan oleh calon lain.
“Siangnya pas saya kerja, di telepon Kepala Desa Sudarmono tanya keberadaan saya, saya menjawab lagi kerja. Kemudian Kepala Desa bilang kalau sudah ada di depan pabrik saya bekerja ingin ketemu. Kemudian kami bertemu di sebuah caffe dekat pabrik tempat saya kerja. Saat bertemu itulah saya diminta untuk mengundurkan diri dan akan diberi uang 200 juta rupiah, tetapi saya tidak mau,” katanya.
Selain dijanjikan uang, Slamet juga mengaku diminta untuk tandatangan surat pengunduran diri diatas materai. Hanya saja dengan tegas ia menolak tawaran tersebut.
Dari pantauan awak media pada Kamis pagi (7/11) sejumlah warga masih menunggui kediaman kepala desa Sudarmono untuk mendengarkan jawaban dari kades. (S.H)