SEMARANG.-suaramasyarakat.com.// Wakil Gubernur Jawa Tengah (Jateng) menargetkan realisasi program beasiswa kuliah santri ke sejumlah kampus di luar negeri akan terealisasi pada tahun 2026.
Program pendidikan santri di Jateng ke luar negeri tersebut, merupakan bagian dari Program Pesantren Obah yang dicanangkan oleh Gubernur Jateng Ahmad Luthfi, dan Wakil Gubernur Taj Yasin.
“Ternyata, APBD tahun ini sudah berjalan. Artinya kita tidak bisa langsung merealisasikan semuanya saat ini. Akan tetapi, untuk menuju ke sananya proses kita siapkan. Goal-nya pada tahun kedua (pemerintahan) kami nanti sudah bisa mengirim santri belajar ke luar negeri,” katanya, pada suatu kesempatan baru-baru ini.
Sosok yang akrab disapa Gus Yasin itu bilang, pada tahun pertama pemerintahan yang dipimpin Luthfi-Yasin ini terus mempersiapkan skema-skema.
Dimulai dari membentuk badan atau lembaga. Tim dalam lembaga itu bertugas membuat kerja sama dengan kampus di luar negeri, hingga menyeleksi santri-santri yang layak mendapat beasiswa pendidikan di mancanegara.
“Artinya mereka akan menentukan proses-prosesnya, untuk mendapatkan beasiswa juga siapa saja?” ucap Taj Yasin.
Sosok asal Kabupaten Rembang itu mengatakan, dalam proses seleksi santri bakal melibatkan santri alumni yang pernah mengenyam pendidikan di bangku kuliah kampus luar negeri.
“Ada alumni dari Mesir, Yaman, Jerman, dan lainnya kita rangkul semuanya. Jadi bagaimana nanti Jawa Tengah bisa mengirim para santri untuk belajar di sana. Nah, ini yang saat ini sudah kita siapkan,” ucapnya.
Beberapa kampus yang dikerjasamakan dengan Pemprov Jateng, kata Taj Yasin, di antaranya berada di sejumlah negara di Timur Tengah, seperti Mesir, dan Yaman. Di Eropa seperti Jerman, lalu di Asia Timur seperti di China maupun Korea Selatan.
dikatakan Taj Yasin, setelah empat tahun santri menimba ilmu di kampus luar negeri, diharapkan akan kembali ke tanah air untuk membantu menguatkan pendidikan di pesantren khususnya.
“Nah, setelah empat tahun nanti kita bisa mengetik hasilnya. Santri kita kembalikan ke pesantren-pesantrennya untuk mengajar,” katanya.
Ilmu yang telah dimiliki santri, kata Taj Yasin, diharuskan diaplikasikan untuk mewarnai apa khasanah ilmiah yang ada di pesantren-pesantren.
Hal itu sebagai bagian dari penguatan pondok pesantren sebagai salah satu lembaga pendidikan yang berbasis keagamaan.